Banyak diantara kita yang pernah
atau sering mengalami kekurangan air tanah disaat musim kemarau. Penggunaan
mesin pompa dengan kapasitas tinggi pun tidak mampu menyedot dan mengambil air
tanah secara maksimal. Cara lain adalah dengan menambah kedalaman sumur pompa,
namun hal itu juga tidak mudah dan tentu memerlukan biaya yang banyak.
Kekurangan air tanah seperti
kondisi tersebut diatas disebabkan karena minimnya pasokan air yang meresap ke
dalam tanah, utamanya air hujan. Air hujan yang turun dan jatuh ke bumi tidak ditangkap,
diambil kemudian diresapkan ke dalam tanah. Yang terjadi justru air hujan
dibiarkan masuk ke dalam saluran drainase (got) dan selanjutnya terbuang
percuma. Sebab lain karena air tanah yang terkandung di dalam kantung-kantung
air hanya diambil secara terus menerus tanpa mengisinya kembali. Untuk itu
perlu dibuat suatu wadah yang berfungsi untuk menangkap, mengambil dan
meresapkan air hujan masuk ke dalam tanah, yang nantinya akan mengisi
kantung-kantung air yang berada di dalam tanah pada kedalaman tertentu. Wadah yang
sederhana dan mudah dibuat adalah Lubang Resapan Biopori. Kita bisa membuatnya
sendiri atau bisa memanfaatkan pihak lain yang menyediakan Jasa Biopori.
Salah satu peraturan yang menjadi
acuan dalam pemanfaatan air hujan adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan. Dalam peraturan
menteri tersebut disebutkan Tata Cara Pembuatan Lubang Resapan Biopori,
diantaranya :
1. Persyaratan lokasi
- daerah sekitar pemukiman, taman, halaman parkir dan sekitar pohon; dan/atau
- pada daerah yang dilewati aliran air hujan.
- membuat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman 100 cm atau tidak melampaui kedalaman air tanah. Jarak pembuatan lubang resapan biopori antara 50 – 100 cm;
- memperkuat mulut atau pangkal lubang dengan menggunakan:
- adukan
semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cm disekeliling mulut lubang.
- mengisi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari dedaunan, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
- menutup lubang resapan biopori dengan kawat saringan.
- mengisi sampah organik kedalam lubang resapan biopori;
- memasukkan sampah organik secara berkala pada saat terjadi penurunan volume sampah organik pada lubang resapan biopori; dan/atau
- mengambil sampah organik yang ada dalam lubang resapan biopori setelah menjadi kompos diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan.
Selain bergerak di pengerjaan Jasa
Biopori, juga memungkinkan untuk pengerjaan jasa lainnya seperti pengerjaan
Sumur Resapan.
Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal maka diperlukan pihak penyedia Jasa Biopori yang berpengalaman. Bukan hanya mampu dalam mengerjakan dan membuat
lubang resapan biopori, tapi juga mampu memberikan saran dan pendapat terkait
pemanfaatan lubang resapan biopori. Sehingga setelah lubang resapan biopori
dibuat dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai wadah dalam memanfaatkan air
hujan.
Jika ingin berhubungan dengan pihak penyedia Jasa Biopori bisa mengisi form dengan cara mengklik tombol PESAN SEKARANG dibawah ini atau WA ke nomor 0812 1824 0866.
Jika ingin berhubungan dengan pihak penyedia Jasa Biopori bisa mengisi form dengan cara mengklik tombol PESAN SEKARANG dibawah ini atau WA ke nomor 0812 1824 0866.
SAVE THE WATER...KEMBALIKAN DIA KE DALAM TANAH
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Artikel Seputar Biopori dan Sumur Resapan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Capek baca artikel yang serius-serius, gantian lihat video-video seru...buat refreshing
Artikel Seputar Biopori dan Sumur Resapan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Capek baca artikel yang serius-serius, gantian lihat video-video seru...buat refreshing